Senin, 27 September 2010

"Kita Saling Mengenal"

Maafkan aku jasad
Ku akui kurang memperhatikanmu
Malah sering terlupa memberimu Iman
Takutkah engkau Taqwa tidak mendekat

Madharat
Subhat
Seharusnya Kita hanya saling mengenal
tapi belum tentu kita saling berteman

...{d}.Hpd.Jkt/10

By Irwanto HPd • Friday, August 20, 2010

"Bulan Memberikan Isyarat'

Teraju malam/
Pada penggal belah Bulan/
Memberi isyarat"

Bumi/
Senyum simpuh/
Diberikan terang pad akur NYA.
Khayal mati jatuh ketanah/
Rebah,
Lillah,
Ingin ku sentuh kaki Mu/
tidak juga ku tatap tegak wajahMu/
karena engkau layak ditatap hanya bersandingkan Iman/




....{d}Hpd/2010
By Irwanto HPd • Wednesday, August 25, 2010

Kasih dan Sayang

Sungguh mulia jika kasih sayang terus tumbuh
Masa masa kehidupan sesuai penempatannya layak diraih
Jika perbedaan kehendak,sikap,tingkah laku,dan ikhlas,Menapak semua diawali dengan rasa kasih sayang juga meraih dan diraih rasa kasih butuh persamaan hati tidak membedakan,Sungguh tidak akan menuntut apa apa,karna awal dan akhir sudah diredam dengan rasa kasih sayang.
Syukur atas ridho dan rahmat yang maha besar menciptakan bukan karna hendak menghendaki tapi pembuktian rasa kasih sayang antar sesama makhluk.
Amien.

Noktah

Noktah/
Ruh,Jiwa,Jasad terkulai/
Pada senja menjemput tabir malam/
Diiringi bulan yang kadang tidak setia/
Diiringi samar terang beribu bintang/
Tafsirku pada malam/
Lillah…/
Alif tanpa harkat/
Sungguh malam yang seimbang/
Seruan Doa terburai/
Pada peminta minta Ampun/..

,"Serojakah Itu..!"

Seroja/
Engkau kah itu/
Embun kan tembuni senyum malam/
pernah jua tabuhkan gendang /
lalu,menari dalam idam/

Penggal Sajak:

Engkau.....
Inang pada rimbun sajak/
menghanyutkan kelu bimbang/
hadir beriringan nada bersyair/

Hpd/2010

Di tanah ini,aku juga Jawa dan Jawi

Selangkah kaki terus mematah
Mengabdi atau apa ini kian
Disini jalan memang menganak sungai.
Bukan berarti tepian tanpa senyum dan bimbang

Sungguh itu ,
lukisan bakau dan bangau
Segak terpasang didinding sempit pengab,
lapang pandangan pun membuka ruang pada jawi ku.


Biarlah,
Aku hanya berbekal cerita kerajaan Melayu yang runtuh,
Syukurlah,masih ada dengung Masjid empat menara itu yang masih utuh.

Syahdan,
jika istana masih ada,
Mungkin aku belum tentu bertunak ketanah ini…!

Disini entah
Ada jawa tapi bukan jawi
Ibarat tubuh terpaksa.
lidah mengulas fasih
Cukuplah aku antarkan
Penggal penggal pepatah saja.

Kata Hang tuah:
“Jika roboh kota Melaka,papan di jawa kami tegakkan”

Apakah itu keterbukaan melayu .!,
Tapi entah,ragawi lunglaipada benak benak madah orang di sini.

Dan aku pun tahu ,
Majapahit pernah berumur sejengkal di Malaka.
Dan keris nenek moyang ku juga pernah tersepuh sama













Ah…!
Mungkin itulah Melayu.
Besi keris berkarat sama,
kalau papan jati tidaklah demikian.

Inilah tanganku setapak budak,
Tapi membentang lonjak menyalak

Inilah akalku sejengkal telunjuk,
tapi tubuh menjengkal pujuk..




Hpd/2010,Djakarta