Sabtu, 26 Maret 2011

"PELANTAR KUSAM Dan AKUARIUM SASTRA Di Kepulauan Riau"

Pelantar Kusam yang ada di Tanjung Pinang merupakan salah satu Akuarium Sastra yang ada di Kepulauan Riau,dan Mungkin masih baru jika kita bandingkan dengan Akuarium Sastra Yang lain tentunya,sebuah pelantar yang menjadi tempat bertelur sastra,yang tidak peduli telur itu dibawa sipetelur sastra dalam proses proses yang tidak terikat dan mengikat,dalam setiap detik,menit,jam,hari,bulan tahun,bahkan sampai bertahun tahun telur itu akan ditelurnya,semua itu tidak terlepas kepada kedewasaan dan rasa sayang serta tanggung jawab akan menelurkan telur itu.


Pelantar kusam juga sebuah lembah oase bagi sigurun,gunung bagi si awan,dan akuarium bagi ikan ikan sastra yang bergumul dan berkumpul menari nari memainkan tarian kata kata menyusuri tiang tiang pancang yang menjulang karya karya terbaiknya,baik buat karyanya sendiri atau pun untuk orang lain serta tidak mengira dapat dinilai oleh sesuatu yang mempertegas di setiap deburan ombak waktu yang ada.


Di Akuarium sastra jika ingin menetaskan sesuatu barangkali ada hal hal yang mesti diperhatikan,menetaskan sudah pasti menempatkan kelembapan,perlindungan dan ancaman dari telur yang tidak bisa bertahan untuk menetas dan menetaskan.


Namun jika pun ingin menetaskan telur itu pastilah ada orang orang yang senantiasa dapat membantunya seiring dan sejalan,jika kita kaitkan dengan berbicara didunia kesehatan apabila ingin menetas membutuhkan bidan bidan yang dapat membantu menetaskan telur telur sastra.


Jadi siapakah bidan itu{penerbit indi,reguler,organisasi,pemerintah},namun untuk menambah eksistensinya lebih baik diperlukan juga seorang bapak{pengamat/kritik sastra,akademisi,organisasi sastra} yang baik pula bagi si ikan agar dapat menjaga telur telur itu,walaupun berbicara sebuah seni dan sastra sekalipun tidak ada yang mengekangnya karena sastra itu tidak bisa di adili.


Nah apapula hubungan pelantar kusam dengan Akuarium sastra di kepulauan Riau,akuarium itu dianalogikan dengan sebuah masyarakat pembaca,peminat,penikmat akan sastra,sudah barang jadi akurium itu sendiri mempunyai batasan batasan tersendiri dalam dunianya walaupun berbicara akan seni semua itu dapat dinikmati oleh semua elemen masyarakat akan tetapi sekali lagi batasan yang dimaksud adalah komunitas atau kelompok tertentu yang membidanginya.


Sehingga keberadaan Akuarium sastra dikepulauan Riau dapat terjaga dan terrawat dengan baik bagi sipetelur,sibidan maupun si bapak,kira kira harapan apa yang bisa diambil dari sebuah perbualan ini,para penggiat pastinya lebih mengetahui apa yang pantas dilakukan untuk kedepan yang lebih baik,jikalau bisa jadikan sebuah akuarium ini lebih besar seperti besarnya Laut,disana ada pelantar,lembah lembah ,gunung gunung pohon dan lain lain.sehingga dapat mendapatkan tempat pada masyarakat pembaca diakuarium akuarium yang lain.


Sepertinya kita sudah mengenal sebuah bait puisi yang dikatakan oleh SUTARDJI CALZOUM BACHRI,"wahai pemuda mana telurmu",maka dari itu bertelurlah.sama ada mau menetas atau tidak tang terpenting saat ini kita sudah bertelur dan bertelur.



Irwanto,Jakarta,Maret,2011