Minggu, 26 Februari 2012

Reuni dan Memberi di Laman bermain Akper Griya Husada Batam Yess

Berbual tadi di telepon genggam (Red: Handphone) bersama adek tingkat serasa berada di wahana bermain, ya berada seperti di jantung laman bermain AGH, serasa jaringan terlpon ikut tertawa besar, marilah kita tertawa sebelum tertawa itu kena pajak sinyalnya. Entahlah seminggu kemudian seorang adik tingkat berbual-bual pula di laman bermain cyber maya, laman bermain yang satu ini tak kalah hebatnya, facebook namanya.


Telpon genggam merek T10, Samsung, dan Nokia berbentuk pisang masih menjadi alat telekomunikasi handalan sewaktu kami berada di bangku kuliah AGH, kartu Simpati yang menjadi primadona seharga Rp 300.000-600.000,- masih menjadi barang langka, hanya anak-anak toke balak yang punya, sampai sampai sewaktu anak AGH praktik lapangan di RSJ Pekanbaru, semua menatap kami dalam dalam, macam betul aja, padahal apa tidak aja wak.


Detik detik berlalu menit tidak terasa panjang, terlintas dari gurauan penuh hanyut canda dan tawa, dia (red: adik tingkat) bertanya dan menanyakan "kapan diadakan lagi reunian, kak" menyederhanakan kata "Reunian" semua itu berasal dari bahasa Inggris,berasal dari kata "unity" artinya bersatu ditambah dengan imbuhan re- yang berarti ulang atau kembali dan sederhanya, atau berasal dari kata re-dan uni yang artinya dapat di artikan kembali bersama atau berkumpul.


Red; Unity akan membawa berbagi cerita kenangan manis, ia juga memiliki termin saling mengenang apa apa yang masih menghinggap di kepala ini, ya mengenang apakah itu berbagai asuhan keperawatan, sewaktu mengenal bagaimana mengintervensi, mengimplementasi atau mengevaluasi, namun tak lebih dari itu semua, benar bukan.


Dalam dunia islam, termin kata reunian tak ubahnya dengan istilah silahturahmi, silahturahmi dengan sesama, bertemu dan saling mengenang tak ubahnya kita sedang memainkan Kaset,cd yang di putar untuk kembali melihat ,merasa dan mendengar, baik itu memandang sesuatu kenangan atau apalah, sulit untuk di uraikan, karena kenangan adalah harta karun yang tak ternilai harganya. baik yang dibawa sendiri sendiri , beberapa golongan orang atau kelompok-kelompok.


Memahami padanan kata silahturahmi antar sesama, baik itu sesama mahasiswa yang sudah berpuluh tahun, atau kemaren sore baru bertemu, yang entah dimana kini rimbanya, apakah mereka sudah sukses, belum sukses atau ada yang sudah pindah jadi warga negara lain, yang ini saya tertawa, haha


Mengenang bukan saja ada pada diri kita sesama mahasiswa saja, tapi juga guru, banyak jasa-jasa beliau untuk mencerdaskan, memberi ilmu, memberi tugas tugas bahkan memaki hamun segala, mengenang guru memiliki arti menghormati, apa jadinya kalau guru kita masih ibu atau bapak kita, maka tak dapatlah kita belajar menyuntik, menghitung impus dan sebagainya, tak jadi pak mantrilah saya.


Kesimpulan menyederhanakan kata Reunian, menurut saya bukan sekedar temu kangen makan-makan, foto-foto lepas itu bubar, membualkan titel DR.PHD, N, MSC semata, dan setelah selesai acara panitia banyak hutang dan ketua pelaksana berkerut kening, tapi reunian meski membawa pesan dan tanda, ya mesti memiliki tanda tapak ingatan yang bukan sekadar dari itu semua.


Dibutuhkan sentuhan tangan tangan kreatif dari makhluk primodial AGH, untuk memberikan wahana bermain ini lebih bermakna, tidak sekedar simbolitas semata, karena tujuan bermain disini tak enaknya perlu memiliki rasa tanggung jawab dan moral bagi makhluk yang ada didalamnya. sesuatu organisasi apa pun bentuknya kata ilmuan orang yang berkulit putih, "sebuah organisasi itu meski memiliki rasa kebersamaan", agaknyalah. kalau tidak ada dan tidak memiliki tujuan yang jelas mari kita bermain bola, walau bermain bola ada tujuannya yaitu menyepak bola dalam gawang. "gooooooool" .


Singkat cerita mari kita bersama-sama membuat catatan kecil di benak masing-masing, dalam hati saja pun tak apa, siapa pun kamu, engkau atau aku, mereka atau dia, yang pernah menginjakkan kaki di AGH, sebentar atau lama, mereka adalah bagian dari sejarah hidup kita, dengan berbagai kelemahan dan kekuatan yang merasuk di dalamnya, menjadi sebagian sejarah yang melekat di tapak ingatan kita, bukan bicara soal kenangan, tapi memberi adalah sesuatu obat yang mengobati dan menyembuhkan rasa ingatan kita. karena memberi itu akan mengkontruksi bangunan bangunan tapak ingatan kita lebih jauh, memberi sesuatu yang bermanfaat walau hanya sekedar say hello dan hai semata.



Depok, 26 Februari 2012
catatan reuni untuk Alumni AGH Batam

Jumat, 24 Februari 2012

Sang Tabib

Entah dari mana asal muasal kata Tabib, kata yang hampir punah dan langka jika kita dengar di telinga yang ada di zaman serba internet ini, pengertian yang baku tentang Tabib ini apakah benar termasuk ke dalam Penjaga Tradisi sesuai apa yang dikupas habis UU Hamidy semisal Dukun, Bomoh, Kemantan, Pawang, Guru silat. Mungkin diantara pembagian ini Tabib termasuk kedalam saudara terdekatnya sama-sama ahli pengobatan.


Sebutan Tabib,Dukun atau Bomoh masih awam di telinga orang-orang Melayu, jika di ambil garis lurus sejak jaman datuk nenek moyang dahulu sampai ke jaman serba enter dan pandai membuka facebook, memang ada benarnya tradisi waris dari leluhur itu secara tidak langsung memilki peran ganda satu sisi masuk kedalam termin pengobatan dan satunya lagi ianya menjadii pagar/ benteng kampung dan kearifan ceruk tradisi yang memang sudah di aminkan sejak lama.


Bomoh misalnya ketika dahulu posisinya sangat disegani dan tidak dipungkiri menjadi seseorang yang dipandang penting menjadi perujuk alternatif oleh para Pemangku adat, Teraju Kerajaan, atau mungkin beriringan dengan Para Ulama sekalipun.


Dengan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat , mereka juga dipandang menjadi orang yang berkepatutan menjaga kampung atau kemaslahatan orang banyak di wilayahnya, walau kesan magis menjadi hal utama yang ketara dan hal -hal klenik akan menjadi buah pembicaraan, karena metode pengobatannya pun masih terbilang klasik.


Lalu dimana letak sungsang antara seorang Tabib dan Bomoh,?, Tabib ini apakah benar kita akan menemukannya dan identik pada bilangan dunia Arab, perkembangan ilmu pengetahuan yang terus bergelinding mara kehadapan menyentuh ketamadunan Islam. Di dunia islam tak kalah hebatnya mengusung para ahli pengobatan yang terus piawai mencari dan mencari alternatif pengobatan,sebagai contoh pengobatan ala nabi yang disebut Tibbunnabawi apakah benar merupakan asal muasal kata Tabib?.menurut literatur sejak masa kejayaan Turki otoman saja misalnya para Tabib kabarnya sudah banyak menulis ilmu pertabib-an dan temuan naskah-naskah penemuan pengobatan kuno itu telah teridentifikasi pada abad ke 15 dan ke-16.


Jika dikaitkan dengan adanya kesamaan tamadun Islam yang ada di puak melayu,apakah masih ada sangkut pautnya dan berimbas juga, kalau ditelisik lebih jauh memang adanya naskah-naskah perujuk dan menjadi petunjuk bahwa ilmu pengobatan yang ada di tanah melayu memanglah ada, sebut saja salah satunya ada kitab Cempaka Putih kitab warisan Kerajaan Riau Lingga ini berisi tentang buku herba alami, beralam dari plasma nutfah yang ada di sekitar ceruk dan lembah tanah Melayu tentunya.


Pada Persuratan Raja Ali Haji yang sudah ratusan tahun itu dipaparkan juga adanya seorang Tabib yang sedang mengobati sakit disekitar penduduk tempatan di pulau penyengat, tergambar jelas dialog yang dituliskan RAH tentang bentuk pengobatan sederhana yang dialaminya,atau Sang Tabib sedang mengobati Sahabatnya Von de Wall yang tengah sakit.Dengan adanya dokumen atau naskah-naskah itu berarti keberadaan Sang Tabib sudahpun melintang pukang menjadi orang yang berpatutan berada di tengah-tengah Kekuasaan Raja-Raja Melayu ketika itu.


Bicara tentang ilmu pengobatan sangatlah luas dan tak pernah akan habisnya, karena penyakit akan senantiasa bersenggayut dengan tubuh, sebab sakit dan sehat merupakan suatu fenomena manusia, namun bagaimana caranya kita mesti survive meliwati paparan akan sakit yang kelak akan menimpa kita, sesuatu yang terus arif di kaji ulang,bagi para orang yang patut, atau cendekia-cendekia yang handal pastinya, sebut saja orang cina, india atau orang-orang yunani dan mesir kuno sampai detik ini puak mereka terus mencari dan mencari mengiringi sebuah investasi Kesehatan yang dahsyat itu.



2011

Selasa, 21 Februari 2012

"Musim"

Aku berumah musim pada rindu yang utara
tak kala haluan ingin menuju yang barat
teringat syahdu yang timur merupa rupa
disana selatan jua sedang menunggu
menitip muatan yang penuh
bertumpang gelombang gelombang


{d}Tanjungpinang,7 februari 2012

"Delik"

aku lah pulau yang terakhir bertapak di ingatan mu
berisi sampah-sampah yang retak
berubin gambus tersadai mengisi ruang tunggu
jalan lapang ini pun berpenumpang kota kota
hanya ada rindu yang masih menjadi misteri

ingin sekali aku bermusyawarah bersama Lukah gila
bertemankan Peladen atau Makyong yang berlari
dan memberi kain alas pelepah kampung

tapi rupanya, engkau kerap tak bersuara
menghulu datang membawa pergi





{d}Kundur,27012012

''Laut Mak Kita XII''

Pulangkan aku ke pangkal darat
menilik urat dalam sekat sekat
bermalam tubuh ku ditiup angin lalu
ke hulu dalam menyambar perahu perahu
untuk berbagi garam dan menikam tanda tanda.

{d}.Selatpanjang,11 February 2012

''Laut Mak Kita XI''


aku menuju Venesia yang timur
ku lepas satu satu pelepah paling tua
berkelopakan Meranti, Duano,Gasep dan berujung di bukit batu

sialang yang bayang menunggu rindang
berkecipaklah lunas lunas kita
menuju muara yang paling dalam.



{d}Karimun-Meranti,11 February 2012

"Laut Mak Kita X"

Aku lelaki tua yang menyulam bukit-bukit
serupa jaring yang menganga
menangkap tuah angin yang timur
berebut suaka menilik hari
mengadu kail, joran dan hala.

{d}.Kijang,2012

"Laut Mak Kita VIII"

Bila sampai pujuk kaki tabuh dan rentak bermasa masa
berumah ayun lekas sampaikan

di batu batu
mari kita bertumpang pujuk


{d}.Penyengat-Tanjungpinang,4 February 2012

" Laut Mak Kita VII"

aku berumah di anyir lukah
menjemput pasang di tepi jarak
di tiang tiang awan tak lekas merupa bunyi
biar jenguk berpulang laut
lalu simpai serupa sajak sajak itu menghala
berlari lari kecil diikut jejak



{d}.Tanjungpinang-Penyengat,4 February 2012

''Laut Mak Kita VI''

Sepantas angin mengadu lancang
kerapu,dingkis,sececah tenggiri
diadun jadi rekat jadi tambat

Sesulit lukah menangkup jamah
berkemudi kiyau kiyau yang membeting diujung Riau.


Moro - Tanjungpinang,4 February 2012

''Laut Mak Kita V''

Ku temukan gasing berpangkah pangkah di belakangpadang
ditali air kasu, pemping bersumbu sambu
dan meneropong Batam dari bukit Bulang

{d}.Batam,30 January 2012

''Laut Mak Kita IV''


Aku datang ke muka mu lain kali
menjemput kuala ikan yang landai bertepikan larut
disampai angin di racik awan
berpangkah hanyut tali kemudi
menyapu anak jala
yang engkau bangunkan tadi pagi.


{d}.Ujung Mukah-Batam,30 January 2012

''Laut Mak Kita III''

serupa tembakul bergerilya di ubun ubun pantai
berkecipak di mulut Laut
bertemu lukah gila dan busut sayang

bahu mengepak lintang serentang jala
serampang laut pun menari diidam camar
dan meramu tukikan terakhir


{d},Kundur-Batam,30Januari 2012

"Laut Mak Kita II"

serupa jong jong membawa pantas
menemui perjumpaan perjumpaan muara sampai ke pasifik rindu
merasuk habis igau dalam larung masa ke masa

bersama raung yang berpusu pusu
ku terkam lanun yang berkirim karam
di belukar lumpur cakrawala
ia terus berhilir bentang

tak usah kau hiraukan
menolehlah kehadapan,
karena Laut Mak Kita



{d}.Kundur,25012012

"Membaca Rumah"

di teras narasi kecil ini
secuil jarak membingkai gigil sisi
jadi pintu
jadi jendela
jadi lubang angin

di ubun atap jadi galah
menunjuk tiang-tiang gontak
menitipkan peluk kian sempit
berpeluh pasak menangkap langit
membelai topan ditepian siku yang sepi

di cubit sayang semusim kemarau
beradu himpit bila penghujan
rayap rayap terus menitipkan lapuk
bercerita gayut lebah yang berfose mesra
itu dulu bersalin jadi kata-kata

di lancang kami larat terlentang
merentangkan angin di hempasan pujuk
berhelai anak tangga pun mengutip bisu
menguntit payah jadi tugu
dan bilik pun bermimpi
aku sedang mengintip kalah



(d)December 5, 2011

Jumat, 17 Februari 2012

Berjasa

Selagi kita hidup dan masih menjadi makhluk sosial selagi itulah kita akan senantiasa membicarakan tentang jasa, umumnya jika berbicara soal jasa kita akan mengkait-kaitkannya dengan jual beli semata .namun lebih dari itu, berjasa kepada Sang Maha Pencipta dan urgenci kita hendak berjasa kepada Orang tua, guru dan lain lainnya menjadi sebuah persoalan yang benar-benar penting di keseharian kita.


Pengutamaan diri berjasa kepada Allah, harus lebih diutamakan. Karena manusia adalah ciptaanNya dan diciptakan memang untuk mengabdi dan berjasa kepada Nya. Dalam Islam berbakti dan berjasa kepada kedua orang tua memang memiliki tingkat urgensi yang demikian tinggi.


Sederhananya jika kita hendak berjasa kepada orang tua, kita akan berupaya melakukan perkara perkara dan prilaku yang baik kepadanya orang tua , sehingga rasa bakhti kita juga menambah nilai moral kita , tidak lepas juga dari permasalahan berbuat baik dan mendurhakainya. Perkara seperti itu ditegaskan juga dalam firman -NYa (yang artinya) :

“Allah telah menetapkan agar kalian tidak beribadah melainkan kepada-Nya; dan hendaklah kalian berbakti kepada kedua orang tua.” (Al-Israa : 23)


Adapun disandingkannya prihal berbakti kepada orang tua maka jelaslah jasa jasa yang telah diberikan kepada kita sebagai seorang anak tidak tergantikan nilainya dan tidak terbalas, maka itulah peranan orang tua memiliki tempat yang penting. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


“Seorang anak tidak akan bisa membalas budi baik ayahnya, kecuali bila ia mendapatkan ayahnya sebagai budak, lalu dia merdekakan.” (Dikeluarkan oleh Muslim)


Bagaimana jika berada di lingkungan masyarakat. Raja Ali Haji (RAH) sastrawan besar abad ke 19, menukilkan dalam kutipan pasal ke – 11pada gurindam 12 buah karyanya;

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa


Dalam kehidupan bermasyarakat , jasa sudah menjadi barang yang tak asing dan memiliki tempat , berjasa kepada yang sebangsa memiki makna bahwa yang membesarkan bangsanya siapa lagi kalau bukan orang-orangnya, yaitu memiliki persamaan nasib sebangsa , maka dapatlah ia memberikan berbagai sumbangsih yang diberikan fikiran tenaga bahkan moral, sederhananya siapa lagi berbuat jika bukan kita(bangsa) sendiri , ariflah tulisan RAH yang mengkait padankan pesan moral yang terkandung dalam bait-bait gurindamnya.


Para ilmuan terdahulu sampai sekarang telah banyak membahas nya. Beberapa hal yang patut dan bisa kita ambil kira dan dapat kita telusuri dalam menyerderhanakan arti jasa itu sendiri.



Pekanbaru,Ahad 11 Februari 2012