tag:blogger.com,1999:blog-53428569245426235122024-03-13T13:21:51.173-07:00Kopi O Tipis Budak Kepulauan RiauIrwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.comBlogger101125tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-53087218565553977392012-07-22T07:59:00.004-07:002012-07-22T07:59:47.321-07:00Mufakat Yang DuabelasBila menyebut kata taman maka yang terbesit dilingkar kepala, kita akan divisualisasikan rupa-rupa yang indah-indah. Untuk menjemput keindahan yang ada didalamnya kita butuh saluran untuk mencapainya, Sederhananya saluran tersebut merupakan sebuah kerja-kerja akan seni, tanpa kasat mata tujuan orang melakukan kegiatan seni sejatinya untuk menghadirkan sebuah keindahan.<br />
<br />
Perlunya menjemput keindahan yang sebati di laman bermain kolektif , semisal bagi orang-orang Melayu lazimnya bertaburkan akan simbol-simbol yang berpunca laman bermainnya dan mustahak untuk dijemput, jemputan itu disambut dan hendaknya terus digesa menantang gempuran penjuru mata angin globalisasi yang terus menerjang, karena apa, arah mata angin yang satu ini memberi ketakutan tersindiri.<br />
<br />
Dalam menjemput misi kesejahteraan yang berorientasikan pembangunan, ianya memberikan kontribusi yang nyata dan dapat dirasa disekitar kita, lihat saja wujudnya gedung gedung , fasilitas jalan, pertokoan dan lain semacamnya, tabiat membangun yang masih ranum diingatan kita dan entah berapa kali pulau yang satu ini menjadi buah bibir orang, Pulau Dompak, ianya akan menjadi sebuah pusat pemerintahan Kepulauan Riau yang akan disulap menjadi bangunan yang dahsyat dan tak kalah seperti negeri tetangga, biarlah orang senantiasa membicarakannya semoga Pulau tersebut Bertuah dan terus menemukan tuahnya.<br />
<br />
<br />
Persoalan membangun maka didukung dengan adanya ketersediaan aspek finansialnya, karena jaman sekarang yang kita anggap berduit dan dapat membangun adalah pemerintah, karena memang mereka yang berduit dan ditugaskan mengurus duit rakyat. kalau para pengusaha sewasta, Toke balak , konglimerat dan lain sebagainya. Bilamana dahulu pemerintah yang kita maksud ianya masih berbentuk kerajaan, sejak dahulu lagi pemerintah dan orang kaya/datuk kaya bersama-sama berkongsi memajukan negeri. Berada di jaman kekinian orang-orang kaya yang ada pun kiranya masih memegang amanah yang tak tersirat itu .<br />
<br />
<br />
Membangun simbol simbol yang sejalan dengan larian tradisi dibutuhkan kekompakan persamaan maksud dan tujuan, dalam menjemput diaspora arsitektur bangunan misalnya, Simbol Ke-Melayu-an , upaya serta dukungan untuk terus menggemburkan tanah dan menyiraminya diperlukan kesadaran dari berbagai pihak. Mungkin upaya kerja seni tersebut kiranya dapat membuka kembali kesepakatan yang berlaku di Negeri Segantang Lada ini. Dan sebenarnya sudah difikirkan oleh para pensyarah kebudayan dan peneliti yang ada, misalnya Mufakat Dua Belas, Kebudayaan Melayu Antara Lembaga Adat Melayu Provinsi kepulauan Riau dan Provinsi Riau yang ditandatangani oleh Gubernur kedua Provinsi tersebut mungkin masih segar diingatan kita.<br />
<br />
<br />
Mengutip Mufakat Dua Belas itu, penulis tertarik dengan pasal yang keempat: “Akan terus dilakukan upaya-upaya untuk menggalakkan dinamika pencarian dan penggalian dan menemukan simbol-simbol dan jati-diri kemelayuan di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Riau sebagai bagian dari penafsiran dan daya-upaya mencari kebaruan-kebaruan serta kesamaan-kesamaan kebudayaan yang terus-menerus di kedua wilayah sesuai dengan semangat zamannya”.<br />
<br />
<br />
Itulah pagar yang dipaku bersebelahan dengan tanaman yang ada ditaman yang indah-indah. Untuk menikmatinya manusia dikenal arif mengaktualisasikan kerja-kerja itu sehingga membentuk sebuah pintu yang senantiasa terbuka dan ianya disebut tradisi. Konsep penikmat atas kearifan itu tak ada salahnya kita tujukan kepada salah satu kelompok sosial yang satu ini, ya kalangan seniman dan budayawan, karena tanpa sadar dengan leguh legahnya mereka menjadi titik tumpu berlari dan terus berlari menuju larian tradisi yang entah kemana ujung pangkalnya.<br />
<br />
<br />
Penggalian larian itu terus digali dan diperlukan dukungan oleh semua pihak, karna mengembangkan dan mengekalkan (melestarikan) seni-budaya Melayu Kepulauan Riau khususnya akan terus sama-sama dicari formulanya dan bersebati dengan air muka laman bermainnya. kira-kira siapa lagi yang hendak membantu berlari di larian tradisinya menemukan hala yang berpunca ?.<br />
<br />
<br />
Jermat<br />
Tanjungpinang, Juni 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-38769403157421863802012-07-04T20:43:00.001-07:002012-07-04T20:43:06.028-07:00Menakar Ulang Tatahan Kita"Hari ini yang aku anggap berduit hanya pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai modal dan dipercayakan mengurus negeri ini, hendak bergantung dengan orang kaya yang ada di negeri ini, nanti dulu”. Begitulah perbualan Tok kawan menyambut pertanyaan Daud anak saudara saya itu di akun facebooknya semalam. <br />
<br />
Membangun negeri adalah salah satu kertas kerja pemerintah, membangun disini bukan berbentuk fisik saja namun non fisik seperti Sumber Daya Manusianya, banyak kerenah yang ada dalam hal ehwal membangun, siapa yang tak mau melihat kampong atau negerinya maju, apalagi kampung Daud yang tak seberapa hebat itu, memajukan negeri disektor paling penting hendaknya memiliki satu kesatuan tema, tak payahlah kita tau banyak tentang itu, kita percayakan kepada para petinggi-petinggi yang duduk disana mungkin berkedut kedut kening difikirkannya. <br />
<br />
Kembali ke laman bermain membangun, pembangunan yang baik dengan ketersedian modal usaha dan investasi, memiliki kesesuaian dan hubungan yang baik diantara, namun dari sekian banyak teori tentu saja jangan kita melupakan, membangun berlandasakan laman bermain berkebudayaan, biarlah orang menuduh kita dengan sebutan norak atau bahasa ilmiahnya Konservatif, hahaha yang ini saya tertawa. karena apa, kalau tak norak nanti kita ditinggal peradaban itu kata Tok kawan. <br />
<br />
Meneropong pembangunan yang ada di kampung Daud, semisal yang lagi naik daun Pulau Dompak yang akan disulap menjadi pusat perkantoran Pemerintahan Provinsi Kepri.(Kepulauan Riau), semoga berjalan lancar tanpa kendala, Amin, Ya di maklumkan provinsi yang masih tergolong di bawah 10 tahun terakhir tengah giat giatnya membangun. Jangankan pemerintah sektor sektor swasta pun ikut berbagi membangun, kalau bisa saya beri contoh Ruko alias Rumah Toko menjamur bak cendawan disiang bolong eh salah pagi buta, Batam yang paling kita ingat kalau kita menyebut kata kunci ini, hehe , dahsyatnya jika penjamuran Ruko tersebut dapat kita titipkan sentuhan kecil bernafaskan kearifan lokal dimana ia bertapak, tinggal dipoles sedikit alangkah indahnya negeri ini. <br />
<br />
Mengkerucut sedikit, membangun rumah atau ragamnya, secara kasat mata memang diperlukan ilmu dan pengalaman menatah atau mengukir, masih ingat saya anak saudara saya itu Daud pernah membaca sebuah tulisan sebuah rumah lama di Desa Kelarik , Bunguran Barat, dahulunya milik Datuk Orang Kaya. Ya rumah adalah saksi bisu dari tiap episode persinggahan zaman , macam betul saja anak saudara saya itu kalau bercakap hahaha. <br />
<br />
Melihat rumah tradisional lama itu tak akan habis kita ceritakan, ianya banyak menyimpan khazanah dan kearifan lokalnya. Di dunia pertatahan ukir kayu disalah satu negeri Melayu ini, takkan habis kita bualkan, namun fenomena yang perlu kita garis bawahi, semangkin banyaknya orang -orang yang berkepentingan membangun dengan rempuhan globalisasi diikuti paham berdefenisikan modernitas, tak jarang orangg terkadang lalai dan memiliki penyakit lupa. karna tak jarang kita tidak mendefenisikan membangun dengan hati, maksud saya mendirikan bangunan dengan hati Melayu, semisal motif dan ukir Melayu. <br />
<br />
Kalau bisa saya berharap, tak banyak sikit pun jadi, kalau tak ada sama sekali, tepuk dada tanya selera,yang ini saya diam saja. karna apa jika nak membangun bangunan bahan mentahnya kita akan bergantung dengan hutan yang tak seberapa itu, kayu maksud saya. Sekarang tidak sembarang ditebang kalau ditebang padah akibatnya, hendak mengaharapkan tukang kayu generasinya dah tak ada. tak jarang untuk mensiasatinya bahan bakunya pun sudah beralih ke media yang lain. tak ada rotan akar pun jadi, hendaknya sebutan ini dimaksimalkan sebaik mungkin, Daud anak saudara saya itu pun mengangguk tanda setuju.<br />
<br />
Menilik arti dan motif ukir Melayu, Lebah Bersenggayut, atau Tunjuk Langit misalnya mengandung pemaknaan yang dahsyat terlahir dengan endapaan pemaknaan yang panjang, hendaknya kalaupun susah membangun dengan diorama bangunan Melayu, paling tidak kita menempatkan nama-nama rumah adat itu di laman bermain kita sehari-hari, sehingga generasi penerus kita pun tahu dan tak kena tipu-tipu hehe.<br />
<br />
Untuk itu sekali lagi saya tetap menganggap pemerintah yang berduit, bukan saja mentahnya namun regulasinya yang dapat memberikan terwujudnya marwah itu, dengan regulasi yang konsisten telah menjadi kontrol sosial, nak mengharapkan seniman dan organisasi yang terkait ujung-ujungnya regulasi juga akhirnya. mendahulukan orang yang berduit baik pemerintah atau orang orang kaya lainnya, harapan terakhir kita hendaknya dimulai dari pemerintah , bangunan perkantoran, museum-museum yang ada dan bangunan publik lainnya, secara tak langsung bangunan itu telah menjadi dokumentasi yang diam tapi menceritakan. <br />
<br />
membangun negeri siapa lagi yang perduli, defenisi membangun menjulang zaman bukan sekedar santun dan berbudi bahasa saja, namun hendaknya diikuti membangun simbol kebudayaan yang kuat, karena simbol kebudayan adalah marwah, ia akan dipertontonkan anak cucu kita kelak bersama marwah zuriat, tuah dan asalnya.<br />
<br />
Jakarta, Juli 2012.<br />
<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-16507196150548648272012-05-11T03:11:00.002-07:002012-05-11T03:12:37.778-07:00Andai Aku Nelayan Tuatak berkasut<br />
aku terpaut larian mekar laut<br />
dipersimpangan mercusuar ini<br />
kuberi layar<br />
biar dapat kaki menari<br />
lari dan lari pulang dan pergi<br />
<br />
<br />
tali temali <br />
bintik bintang<br />
landai tikam<br />
suluh kemudi<br />
buih berserambi<br />
musim berganti kelamin<br />
<br />
<br />
oh..perabung rumahku yang calar <br />
dihintip camar tua<br />
bersumbat damar, obor dan kain kumal<br />
ku tunggu engkau<br />
di magrib setiap persinggahan ingin<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
{d}. Mei 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-27474323021738933942012-04-25T23:10:00.001-07:002012-04-25T23:10:13.005-07:00Pekak, Iklan dan Sepak BolaMusim bola seperti malam ini, semangnya dalam lubuk hati yang paling dalam Daud memang ingin sekali menghidap penyakit Pekak, pasalnya sudah menjadi tradisi, Tok kawan selaku orang yang telah dituakan dirumahnya akan menugaskan Daud untuk membeli Yang Hitam, bukan arang bakar atau abu gosok, tapi sebungkus gula dan kopi, tapi tabiat itu dibuangnya jauh-jauh, jangan sampai tidak ditunaikan anggapannya akan menjadi malapetaka, berdosa jika kita tidak membantu orang tua, itulah Daud yang tak seberapa hebat itu, sedara saya itu macam manapun sedaya upaya akan ditunaikannya, walau mata ngantuk, penyakit malas kukangnya lagi menjangkit apapun itu, sekali lagi itulah Daud memang anak yang baik berbakti kepada yang tua.<br />
<br />
<br />
<br />
Rumah Haji Sangkut, TV 29 inci buatan jepang itu menjadi saksi warga kampung, begitu juga mereka berdua, pentas laga yang bergensi se Eropa itu menjadi pertandingan yang wajib ditonton para pecinta bola, semula sebelum acara berlangsung kiranya penonton disuguhkan iklan-iklan yang bergilir, bukan saja iklan tapi, diantara penonton.<br />
<br />
<br />
<br />
"Kita percayakan saja sama pemerintah pusat" pekik seseorang. Dialah Wak Sikut, baru saja pulang kampung, selama ini beliau merantau jauh kenegeri jajahan Belanda itu, Berbicara transportasi masal dinegeri bekas jajahan Belanda ini, katanya lantang mengkisahkan beragam cerita bahkan pemahaman yang multi tafsir bahkan multi dimensi, kiranya orang-orang yang banyak menumpuk hingga tumplek menjadi satu, sudah pasti memiliki perbendaharaan para cerdik pandai, begitu juga sarana dan prasarana yang mendukung. sehingga semua itu dapat berfikir keras dan mencari jalan keluar atau minimal mengurangi dampaknya, tapi itulah potret negeri ini, kata orang yang tinggal di belakang singapura "habok".<br />
<br />
<br />
<br />
Kemudian beragam pembicaran misalnya ada politisi yang ditunjuk untuk memimpin pemain senior sepakbola negeri ini, yang lain dan tak bukan masih keluarga besar PSSI, disana sini protes berdatangan, katanya alangkah lebih baik dipimpin oleh orang yang tak ada sangkut pautnya dengan politik, apa mau dikata , bola menjadi salah satu kenderaan yang baik ketika ini untuk melaju kehadapan, entah melaju kemana agaknya, sudahlah mari kita sekali percayakan kepada orang yang telah ditunjuk.<br />
<br />
<br />
Daud dan Ramli yang mendengar diam seribu bahasa, katanya " ini kelas berat, macam kita Ramli tak dapat nak gaya", lalu lampu pun mati, nampaknya belum selesai kita bicara soal masalah transportasi yang entah kapan selesainya, PLN pun masih memberikan penerangan bergilir, bukan pemadaman bergilir seperti informasi petugas radio lazimnya itu.<br />
<br />
<br />
Wak Sikut tampak berang, tapi apa dikata Haji Sangkut satu-satunya orang yang memiliki TV dikampung ini gratis lagi, mari kita berdoa semoga Haji Sangkut diberikan kemakmuran lebih membantu yang lemah, dijauhkan malapetaka, dapat memperbaiki Gengset (mesin listrik) supaya dapat menyala lagi. karena apa jika orang-orang kampung berdoa dan mendoakan kebaikan Tuan yang punya kemampuan, insyaallah diberikan kemudahan, jika kedua belah pihak tidak saling mendoakan . banyak memaki hamun dan saling menyalahkan dan no action, alamat kapal akan tenggelam ye tak Daud, kata Ramli bukan saya ye Tok.<br />
<br />
<br />
<br />
{d}april 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-74718761350217269102012-04-03T00:07:00.000-07:002012-04-03T00:07:08.580-07:00SAJAK-SAJAK INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK MENGENANG AYAHANDA HASAN JUNUSSAJAK-SAJAK INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK MENGENANG AYAHANDA HJ, KARENA BEBERAPA KARYAKU YANG MERASUK DERAS DIINPIRASIKU.<br />
(I)<br />
<br />
Pujangga Riau Gerbang abad 21<br />
lambaian kuning gadingmu memetik kata meyulam rindu<br />
talkin kehilir kehulu pun tidak<br />
bersama samudra yang menelurkan telaga siul dan bunyi <br />
diujung alir dawat marhum ketapang<br />
bersendikan penggubah Gurindam Dua Belas <br />
engkau pun tak sudah bertepuk tawar di Hulu Riaow.<br />
<br />
{d}.Kepulauan Riau, 18 Januari 2011 <br />
<br />
<br />
(II)<br />
Tiung Sri Gading<br />
<br />
Ketertarikanku pada tanah<br />
kuwakilkan pada kerja akar<br />
<br />
kugapai awan<br />
kuwakilkan pada pucuk daun<br />
<br />
kujemput setia<br />
kuwakilkan pada ranting<br />
<br />
kurindu badai<br />
kuwakilkan pada batang<br />
<br />
kuingat engkau<br />
kuwakilkan pada Tiung <br />
yang hinggap dipohon engkau <br />
membawa kain kuning gading ke pusara zaman .<br />
Al -Fatihah<br />
<br />
<br />
Catatan:<br />
Depok, 01 April 2012<br />
Ku dedikasikan Sajak untuk Pujangga Riau dan Kepulauan Riau ,Alm Raja Hasan Junus (HJ).<br />
<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-37745244546754879582012-04-03T00:05:00.000-07:002012-04-03T00:06:28.596-07:00Sajak BisuSajak Bisu<br />
Oleh: Irwanto<br />
<br />
bisakah engkau membisukan laut<br />
agar riak riak alun gelombang ini tak mendengar kedatangan ku kali ini<br />
beberapa detik yang lalu, wajah ku telah bersempadan dengan tepian pantai<br />
dan saat itu juga kakiku ini berlari lari kecil menuju pasang surut syarat Mu<br />
<br />
{d}Tanjungbatu, 2010<br />
<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-25753767478468577282012-03-30T00:02:00.000-07:002012-04-03T00:03:46.667-07:00Zapin da Lelaki Nol<br />
Zapin dan Lelaki Nol<br />
Oleh : irwanto<br />
beberapa detik yang lalu kebekuan ini telah usai<br />
mari kita serentak membawa tumbuh batu<br />
engkau lelaki cadangan yang menari<br />
di putaran zafana menekuk mata sekandang siku<br />
puan..!<br />
berlarilah paling timur.<br />
<br />
{d}.Pekanbaru,2012<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-57903656068983071822012-03-28T05:15:00.001-07:002012-03-28T05:15:18.262-07:00Sahabat karibku dan Pagar Besi di Senanyan nantiHujan telah reda antrian bus menuju Kampus Salemba menjadi lautan simpatiasan orang-orang minyak, kami menyebutnya, bukan sejenis kolor hijau atau apalah, dideretan parkiran sepeda, Pakcik diajak seorang teman untuk ikut berdemo di senayan tadi sore, dan esok hari merupakan hari puncaknya. Almamater kami sama-sama bersetatus mahasiwa di Universitas Indonesia yang katanya nauzubillah itu, seorang budak pesisir Sumatra timur berkilah, mengajak Pakcik dengan sunguh-sungguh.<br />
<br />
<br />
Sahabat karib pakcik sebenarnya merupakan salah satu orang yang setuju dengan adanya kenaikan harga BBM awal April nanti, berbanding terbalik dengan cita-cita mahasiswa lainnya. akan tetapi pakcik salut dengan dia, karena dalam hatinya ia ingin sekali ikut ke senayan untuk memegang pintu , menggoyang--goyangan pagar besi, apalagi pada saat yang bersamaan dirinya difoto, maklum atraksi yang katanya anarkis itu merupakan trends masa kini.<br />
<br />
Jauh sebelum itu latar belakang pakcik mungkin sahabat karib itu belum mengenal lebih jauh, terkesan sombong dalam hatinya, tak apalah kan masa lalu, padahal dahulu juga ia sama seperti mereka namun dalam ruang waktu dan zaman yang berbeda.<br />
<br />
Pakcik pernah menjadi ketua dari segerombolan beralmamater kaum intelektual atau organisasi tanpa partai, hanya dua minibus sahaja,tak banyak 30 orang cukup menguras beras 10 kg di warung tenda, sebelum selesai pakcik bercerita ia beraggapan tabiat demo adalah solusi masalalu dan masa kini, Pakcik menambahkan , tabiat yang disebutkannya tadi itu sama juga dengan membuang hajat, ya betul membuang hajat untuk orang banyak.<br />
<br />
<br />
Tanpa disadari berdemo itu sama dengan membuang hajat ,ada kemiripan dengan sastrawan yang sedang berpuisi, bukan hanya teatrikal atau monolog, namun kitalah sang aktor film yang dari perfilemman tabiat berdemo itu, sejuta cerita sejuta makna dan wajah kaum intelektual yang semangkin beragam, jangan engkau menuding sang (aku) atau pakcik tak pro kepada rakyat atau menunda-nunda kontra kepada wakil rakyat.<br />
<br />
<br />
Jalan-jalan protokol atau gang sempit ramai semakin menjadi lautan jaket-jaket almamater, mengibas ngibas umbul umbul dari paksi ke(aku)an organisasinya, jangan engkau menuduh aku kaum intelektual yang pengecut, atau Tomcat yang sedang naik daun tahun ini, percayalah akulah itu (Tomcat) atau (Iwak Peyek) yang gemar dikunyah rakyat saat menonton televisi adem ayem tersusun rapi, kita dituntut untuk berwajah pendidikan serta berlagak kaum intelektual masa depan, walau ke(aku)an engkau atau aku adalah dua hal yang berbeda, masa lalu terlalu romantis untuk kuceritakan padamu, sahabat karibku.<br />
<br />
<br />
<br />
Kampus UI Depok.28 Maret 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-84679083937841360992012-03-26T00:07:00.000-07:002012-04-03T00:08:07.712-07:00Tajuk Serentang HalaTajuk Serentang Hala<br />
Oleh: Irwanto<br />
<br />
Sepasukan gelombang gelombang mengantarkan ganjil menyudut di sepangkalan rimba, sejak belanak, cucut dan todak jatuh ke tanah, masa lalu berputik tulang<br />
lenyaplah dan kita lupa menuliskannya menjadi sajak sajak, pegon tua inipun melepaskan huruf-hurufnya sendiri, dan nasib sekujur tubuhmu gundul bersama cericit musim panen dan lukis batu<br />
<br />
{d}.19 Maret 2012/Tanjungpinang<br />
<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-342583041733356552012-03-24T00:08:00.000-07:002012-04-03T00:09:06.234-07:00TajukTajuk<br />
Oleh : Irwanto<br />
<br />
Aku berpacu hanyut pulang pergi ke Leiden dan bertemu aib di Formosa<br />
Palmeral pun menjadi tukang timbo yang membuang Laut<br />
sesekali menguras dangkal fasifik kita <br />
bermimpi Venesia yang timur<br />
hingga berganti dayung di arung sayang<br />
kemudi kemudi pun dijemput diarak musim<br />
lantas, kapan kau tulis janji kita setinggi bukit batu.<br />
<br />
<br />
<br />
{d}. Tanjungpinang,10 Februari 2012<br />
<br />Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-73572993056271005052012-03-21T07:29:00.000-07:002012-03-21T07:36:53.981-07:00Orang Orang Minyakaku beradab menjadi orang minyak<br />
di kampungku terhampar pemandianku<br />
jika aku tersesat dihutan pun dirimba raya kiri dan kananku<br />
semua itu adalah bedak dan lantaiku<br />
<br />
<br />
berkat kerja keras musim panen tahun nanti<br />
hitam ini adalah keniscayaan<br />
yang mesti ku parut di batang-batang kayu tunggul batu<br />
aku pernah terkubur ratusan tahun<br />
menatap tumbuh Candi Muara Takus<br />
menusunnya satu satu menjadi almanak bisu<br />
<br />
<br />
di segala simpang ini, tiap lekuk, ceruk dan muara mu tak dikenal lagi<br />
kupendam segala peta, aku ingin keluar dari rimba tajuk segala hala<br />
berpanggul keterasingan kini engkau berkabar tentang sesosok pondok cinta <br />
<br />
<br />
sudah bertahun-tahun lamanya aku ikut dengan mu<br />
akhirnya aku keluar dari persembunyian ini<br />
inilah saatnyaku akan membuat huru hara dikampungku sendiri<br />
selama ini sudah letih aku menunggu saat-saat yang pas menjadi buah bibir orang<br />
tubuh ku masih berlinyang dan legam berkat bertapa di bekas lubang harimau<br />
kini tenggorokanku ingin mengaum, sekuat harimau Sumatera terakhir<br />
<br />
<br />
<br />
{d} Kepulauan Riau, (at,Lion Air JT 0377.TNJ-JKT/2012)Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-85428098490804264412012-03-09T08:00:00.002-08:002012-03-09T08:00:32.776-08:00"Redefenisi Kesantunan Dalam Dominasi Bahasa Diluar Bahasa Melayu Riau"Pekanbaru yang dahulunya merupakan sebuah Dusun Senapelan, kini terus muncul dengan beragam suku bangsa dengan keramah tamah dan kesantunan, menjadi kota perdagangan yang masyur dan terbilang hingga kini, ianya sudah dikenal sejak jaman dahulu lagi, dan dengan adanya kesantunan tersebut pekanbaru terus tumbuh dan berkembang ,menjadi titipan marwah dan nama besar orang orang dipelosok kampung-kampung di Riau.<br />
<br />
<br />
Dengan adanya pengakuan kota perdagangan yang masyur itu, segudang cacatan budaya yang ikut serta mengkupas habis dari rempuhan fenomena-fenomna yang ada, ada baiknya kita berkunjung kesalah satu laman tersebut. Mengutip Edi,Sarjani,Essei,Riau Pos ia mengatakan"..Dengan menetapnya para pedagang tersebut di Pekanbaru lalu mereka melahirkan generasi (anak cucu,cicit). anak cucu, dan cicit tersebut menjadi orang Pekanbaru. Masing masing pedagang yang datang dan menetap di pekanbaru membawa bahasa serta tradisi dan asal daerah mereka masing-masing. lalu mereka wariskan kepada anak cucu dan cicit mereka. Disitulah mulai kaburnya bahasa, tradisi asli pekanbaru yang bersal dari kerajaan siak".<br />
<br />
<br />
Adanya pergulatan dan interaksi sosial yang sedemikian rupa, dominasi bahasa Siak, Gasip menjadi memori yang indah di senapelan ketika dahulu dan kini ianya menjadi sesuatu yang baru ya produk baru, melebarnya hal tersebut bermula adanya kesantunan yang memang telah mengakar di ranah tanah melayu itu. Namun beragam orang mendefenisikan kesantunan sehingga menjadi senjata rahasia orang lain untuk menjadikan granat yang siap untuk diledakkan.<br />
<br />
<br />
(1)Peran pemimpin yang tak dapat me-Melayu-kan anak bininya menjadi, bahaya laten, budaya itu tumbuh lebih cepat dan murah untuk dibina menjadi suatu warisan kebudayaan, di mulai dari lingkungan keluarga, ia akan membawa genetik,fisik,dan beragam hal lainnya, termasuk agama, budaya dan bahasa.<br />
<br />
<br />
(2) Perlu adanya wira yang berjiwa kampungan ditengah tengah rempuhan masa depan yang dahsyat, kampungan disini adalah cinta dan kenal akan berbagai identitas kemelayuan pastinya.dan masih menjadi resam yang membina tapak ingatan zaman berzaman. <br />
<br />
(3). Dibutuhkan 10.000 orang yang moderen berjiwa yong yong dolah,Dan makcik sakdiah, terpekik pengkau di kota pekanbaru, ceruk pasar, tepi longkang parit, tepi rumah dan lain sebagainya berbicara dan berbahasa melayu.<br />
<br />
(4)Berbicara melayu di negeri Melayu adalah tuah, walau berbicara melayu dinegeri melayu kene jual di pekanbaru, same same jadikan itu fatwa sesat.<br />
<br />
(5)Pesan orang tua kami yang menurut penulis layak untuk dijadikan panutan di Pekanbaru, masih terngiang ngiang hingga kini ''Aku termasuk orang yang tak perduli pekak badak,sampai saat ini masih memakai bahasa kampungan itu, dipasar dikantor lantaklah situ, anak bini ku aku larang memakai bahasa yg lain itu, biarlah menjadi hati dan batinku damai dan merasuk sampai ke ubun ubun, ingat itu wan'', beliau orang Kepulauan Riau yang bernaustatin hingga kini.<br />
<br />
(7)Kesantunan dapat diredefenisklan kembali menjadi sebuah fatwa yang mesti disimpulkan kembali, diantar umat berbudaya dan agama dimana ianya memberikan laman bermain yang baik.<br />
<br />
Dan masih banyak lagi, peran lembaga-lembaga yang bersentuhan langsung dapat kita jadikan tempat sekedar bertanya dan berbicara, sedikit banyak dari pada taka ada. UU Hamidy pernah berpesan dalam judul bukunya Jagat Melayu Riau dan saye menangkap pesan pak Yusmar Yusuf: ada apa dengan ''tabiat Melayani dan Dilayani''<br />
<br />
<br />
<br />
Ttd<br />
<br />
Irwanto,08032012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-25643822319346587712012-03-06T20:35:00.003-08:002012-03-06T22:22:54.603-08:00" Di Langgar Terubuk"aku menunggu kedatangan mu<br />
menyabuk angin di penjuru perjumpaan perjumpaan<br />
pendurhakaan ini sesaat menyulam buih buih<br />
di rempuhan badai sepurnama hasrat<br />
<br />
<br />
biarlah aku berumah di bukit batu<br />
diiringi sepasukan zapin<br />
patah patah menikam pulau pulau<br />
bersimpai langkah malu malu<br />
dari kempunan telur telur mu yang terakhir<br />
<br />
<br />
aku pun terus menghala di pelantar paling timur <br />
ku curi sajak sajak idrus tintin<br />
ku layangkan ia di anjung anjung<br />
di tambur limbung di lanun waktu<br />
<br />
<br />
lalu ku sulut api dapur mak kita<br />
menyalai alun gelombang gelombang<br />
berbungkus daun keladi<br />
bertali parut helai pucuk paku<br />
berisi taman taman musim<br />
berkendi lebam marawis bertalu-talu<br />
di lindungan kajang yang berlipat siku<br />
<br />
<br />
{d}. Selatpanjang,2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-66224979262678385022012-03-06T08:53:00.001-08:002012-03-06T08:53:48.432-08:00Sajak untuk saudaraku Firdaus bin Abdul Mu'in "Muara Karat"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Z6Mm-WMTnwE/T1ZA7trv1JI/AAAAAAAAACU/mL1DF5lf26I/s1600/65785_384256564920029_100000070672770_1560252_1490524761_n.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-Z6Mm-WMTnwE/T1ZA7trv1JI/AAAAAAAAACU/mL1DF5lf26I/s320/65785_384256564920029_100000070672770_1560252_1490524761_n.jpg" /></a></div><br />
Sejak pagi lagi hanyut ini berisi besi tua yang berkarat lendir muara<br />
<br />
satu persatu anak musim pun menidurkan sepasukan lukah lukah<br />
<br />
masih dapatkah aku bermimpi<br />
<br />
memancung surut dan pasang tak kenal muka<br />
<br />
lampu lampu telah mengernyitkan cahaya<br />
<br />
se-silau selais, pantau, baung dan udang galah.<br />
<br />
igaulah aku di tombak di kurung waktu<br />
<br />
padahal engkau sudah pun berpetang ditampar Selat Malaka.<br />
<br />
<br />
<br />
2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-82363546654217056592012-03-05T21:34:00.001-08:002012-03-05T21:39:34.984-08:00"SALEH"oleh : irwanto<br />
<br />
<br />
Petang hari dimana ayam tengah balek kekandang, Pakcik Din Tayib bersama anaknya si Ramli hilir mudik tak tentu hala, sepertinya mencari sesuatu yang hilang, tak lama kemudian Ramli melintas di depan rumah Tok, kebetulan Daud ade duduk di tangga.<br />
"Assalamualaikum Daud, numpang betanye ada nampak Saleh tak...?".<br />
"Walaikumsalam, Tak ade Wai, cube engkau cari rumah Baba mana lah tau ade main kesane !", jawab Daud cepat.<br />
<br />
Tok yang tak jauh darinya sedang menutup jendela, "Dah petang ni Daud, mustahak betul Ramli nak jumpe Saleh tu..??", "Agaknyelah Tok" pintas Daud sambil menutup pintu.<br />
<br />
Tak lama kemudian tanye Tok heran" Eh, Daud, memangnye Saleh tu anak siape...??", jawab Daud tenang,"Saleh tu name kucing peliharaan Pakcik Din","Astargfirullah, Betuah betol si Din ni, tak ade name lain ke beri name Kucing die, hnga Pakcik kau tu pun namenye Saleh, kenapa tak kasi nama JEPUN aje sekali, budak jaman sekarang ni dah tau tau adat lagi..!!.<br />
<br />
,{d}. hahaha. <br />
Kisah nyata,di Kampung Bugis Tanjungpinang.Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-48708984006451553892012-03-02T21:37:00.000-08:002012-03-05T21:38:26.371-08:00"Seribu"Cerita singkat <br />
"Seribu"<br />
<br />
<br />
Suatu petang dikala hari hujan, "Hei Daud.. Tok pinjam dulu duet seribu engkau, nambah buat beli kopi ni".<br />
<br />
Jawab Daud"Janji nanti ganti seribu kami ye Tok".<br />
<br />
Keesokan harinya,"Daud tak perduli pokoknya kembalikan duet seribu kami yang kemaren". Sergah Tok kawan," engkau ni tak dapat bace ke, itu yang engkau pegang tu duet seribulah ", dengan lantang dia berujar "tak same Tok, seribu kami pakai no FYV053019".<br />
<br />
Rupenya Daud tetap ingin seribu yang kmaren, merah padam muke Tok kawan," Kepala hotak kau bejambol, kalau kau nak terhingin sangat duet seribu engkau tu, minta sama baba tu, ntah dah sampai mane ntah, betuah betol, budak budak jaman sekarang ni, bahlol". <br />
<br />
<br />
{d}.Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-78023283977716415022012-02-26T07:44:00.000-08:002012-03-03T09:20:31.628-08:00Reuni dan Memberi di Laman bermain Akper Griya Husada Batam YessBerbual tadi di telepon genggam (Red: Handphone) bersama adek tingkat serasa berada di wahana bermain, ya berada seperti di jantung laman bermain AGH, serasa jaringan terlpon ikut tertawa besar, marilah kita tertawa sebelum tertawa itu kena pajak sinyalnya. Entahlah seminggu kemudian seorang adik tingkat berbual-bual pula di laman bermain cyber maya, laman bermain yang satu ini tak kalah hebatnya, facebook namanya.<br />
<br />
<br />
Telpon genggam merek T10, Samsung, dan Nokia berbentuk pisang masih menjadi alat telekomunikasi handalan sewaktu kami berada di bangku kuliah AGH, kartu Simpati yang menjadi primadona seharga Rp 300.000-600.000,- masih menjadi barang langka, hanya anak-anak toke balak yang punya, sampai sampai sewaktu anak AGH praktik lapangan di RSJ Pekanbaru, semua menatap kami dalam dalam, macam betul aja, padahal apa tidak aja wak.<br />
<br />
<br />
Detik detik berlalu menit tidak terasa panjang, terlintas dari gurauan penuh hanyut canda dan tawa, dia (red: adik tingkat) bertanya dan menanyakan "kapan diadakan lagi reunian, kak" menyederhanakan kata "Reunian" semua itu berasal dari bahasa Inggris,berasal dari kata "unity" artinya bersatu ditambah dengan imbuhan re- yang berarti ulang atau kembali dan sederhanya, atau berasal dari kata re-dan uni yang artinya dapat di artikan kembali bersama atau berkumpul.<br />
<br />
<br />
Red; Unity akan membawa berbagi cerita kenangan manis, ia juga memiliki termin saling mengenang apa apa yang masih menghinggap di kepala ini, ya mengenang apakah itu berbagai asuhan keperawatan, sewaktu mengenal bagaimana mengintervensi, mengimplementasi atau mengevaluasi, namun tak lebih dari itu semua, benar bukan.<br />
<br />
<br />
Dalam dunia islam, termin kata reunian tak ubahnya dengan istilah silahturahmi, silahturahmi dengan sesama, bertemu dan saling mengenang tak ubahnya kita sedang memainkan Kaset,cd yang di putar untuk kembali melihat ,merasa dan mendengar, baik itu memandang sesuatu kenangan atau apalah, sulit untuk di uraikan, karena kenangan adalah harta karun yang tak ternilai harganya. baik yang dibawa sendiri sendiri , beberapa golongan orang atau kelompok-kelompok.<br />
<br />
<br />
Memahami padanan kata silahturahmi antar sesama, baik itu sesama mahasiswa yang sudah berpuluh tahun, atau kemaren sore baru bertemu, yang entah dimana kini rimbanya, apakah mereka sudah sukses, belum sukses atau ada yang sudah pindah jadi warga negara lain, yang ini saya tertawa, haha<br />
<br />
<br />
Mengenang bukan saja ada pada diri kita sesama mahasiswa saja, tapi juga guru, banyak jasa-jasa beliau untuk mencerdaskan, memberi ilmu, memberi tugas tugas bahkan memaki hamun segala, mengenang guru memiliki arti menghormati, apa jadinya kalau guru kita masih ibu atau bapak kita, maka tak dapatlah kita belajar menyuntik, menghitung impus dan sebagainya, tak jadi pak mantrilah saya.<br />
<br />
<br />
Kesimpulan menyederhanakan kata Reunian, menurut saya bukan sekedar temu kangen makan-makan, foto-foto lepas itu bubar, membualkan titel DR.PHD, N, MSC semata, dan setelah selesai acara panitia banyak hutang dan ketua pelaksana berkerut kening, tapi reunian meski membawa pesan dan tanda, ya mesti memiliki tanda tapak ingatan yang bukan sekadar dari itu semua.<br />
<br />
<br />
Dibutuhkan sentuhan tangan tangan kreatif dari makhluk primodial AGH, untuk memberikan wahana bermain ini lebih bermakna, tidak sekedar simbolitas semata, karena tujuan bermain disini tak enaknya perlu memiliki rasa tanggung jawab dan moral bagi makhluk yang ada didalamnya. sesuatu organisasi apa pun bentuknya kata ilmuan orang yang berkulit putih, "sebuah organisasi itu meski memiliki rasa kebersamaan", agaknyalah. kalau tidak ada dan tidak memiliki tujuan yang jelas mari kita bermain bola, walau bermain bola ada tujuannya yaitu menyepak bola dalam gawang. "gooooooool" .<br />
<br />
<br />
Singkat cerita mari kita bersama-sama membuat catatan kecil di benak masing-masing, dalam hati saja pun tak apa, siapa pun kamu, engkau atau aku, mereka atau dia, yang pernah menginjakkan kaki di AGH, sebentar atau lama, mereka adalah bagian dari sejarah hidup kita, dengan berbagai kelemahan dan kekuatan yang merasuk di dalamnya, menjadi sebagian sejarah yang melekat di tapak ingatan kita, bukan bicara soal kenangan, tapi memberi adalah sesuatu obat yang mengobati dan menyembuhkan rasa ingatan kita. karena memberi itu akan mengkontruksi bangunan bangunan tapak ingatan kita lebih jauh, memberi sesuatu yang bermanfaat walau hanya sekedar say hello dan hai semata. <br />
<br />
<br />
<br />
Depok, 26 Februari 2012<br />
catatan reuni untuk Alumni AGH BatamIrwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-88252128862631896842012-02-24T00:51:00.003-08:002012-02-24T00:51:41.891-08:00Sang TabibEntah dari mana asal muasal kata Tabib, kata yang hampir punah dan langka jika kita dengar di telinga yang ada di zaman serba internet ini, pengertian yang baku tentang Tabib ini apakah benar termasuk ke dalam Penjaga Tradisi sesuai apa yang dikupas habis UU Hamidy semisal Dukun, Bomoh, Kemantan, Pawang, Guru silat. Mungkin diantara pembagian ini Tabib termasuk kedalam saudara terdekatnya sama-sama ahli pengobatan.<br />
<br />
<br />
Sebutan Tabib,Dukun atau Bomoh masih awam di telinga orang-orang Melayu, jika di ambil garis lurus sejak jaman datuk nenek moyang dahulu sampai ke jaman serba enter dan pandai membuka facebook, memang ada benarnya tradisi waris dari leluhur itu secara tidak langsung memilki peran ganda satu sisi masuk kedalam termin pengobatan dan satunya lagi ianya menjadii pagar/ benteng kampung dan kearifan ceruk tradisi yang memang sudah di aminkan sejak lama.<br />
<br />
<br />
Bomoh misalnya ketika dahulu posisinya sangat disegani dan tidak dipungkiri menjadi seseorang yang dipandang penting menjadi perujuk alternatif oleh para Pemangku adat, Teraju Kerajaan, atau mungkin beriringan dengan Para Ulama sekalipun.<br />
<br />
<br />
Dengan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat , mereka juga dipandang menjadi orang yang berkepatutan menjaga kampung atau kemaslahatan orang banyak di wilayahnya, walau kesan magis menjadi hal utama yang ketara dan hal -hal klenik akan menjadi buah pembicaraan, karena metode pengobatannya pun masih terbilang klasik.<br />
<br />
<br />
Lalu dimana letak sungsang antara seorang Tabib dan Bomoh,?, Tabib ini apakah benar kita akan menemukannya dan identik pada bilangan dunia Arab, perkembangan ilmu pengetahuan yang terus bergelinding mara kehadapan menyentuh ketamadunan Islam. Di dunia islam tak kalah hebatnya mengusung para ahli pengobatan yang terus piawai mencari dan mencari alternatif pengobatan,sebagai contoh pengobatan ala nabi yang disebut Tibbunnabawi apakah benar merupakan asal muasal kata Tabib?.menurut literatur sejak masa kejayaan Turki otoman saja misalnya para Tabib kabarnya sudah banyak menulis ilmu pertabib-an dan temuan naskah-naskah penemuan pengobatan kuno itu telah teridentifikasi pada abad ke 15 dan ke-16.<br />
<br />
<br />
Jika dikaitkan dengan adanya kesamaan tamadun Islam yang ada di puak melayu,apakah masih ada sangkut pautnya dan berimbas juga, kalau ditelisik lebih jauh memang adanya naskah-naskah perujuk dan menjadi petunjuk bahwa ilmu pengobatan yang ada di tanah melayu memanglah ada, sebut saja salah satunya ada kitab Cempaka Putih kitab warisan Kerajaan Riau Lingga ini berisi tentang buku herba alami, beralam dari plasma nutfah yang ada di sekitar ceruk dan lembah tanah Melayu tentunya.<br />
<br />
<br />
Pada Persuratan Raja Ali Haji yang sudah ratusan tahun itu dipaparkan juga adanya seorang Tabib yang sedang mengobati sakit disekitar penduduk tempatan di pulau penyengat, tergambar jelas dialog yang dituliskan RAH tentang bentuk pengobatan sederhana yang dialaminya,atau Sang Tabib sedang mengobati Sahabatnya Von de Wall yang tengah sakit.Dengan adanya dokumen atau naskah-naskah itu berarti keberadaan Sang Tabib sudahpun melintang pukang menjadi orang yang berpatutan berada di tengah-tengah Kekuasaan Raja-Raja Melayu ketika itu.<br />
<br />
<br />
Bicara tentang ilmu pengobatan sangatlah luas dan tak pernah akan habisnya, karena penyakit akan senantiasa bersenggayut dengan tubuh, sebab sakit dan sehat merupakan suatu fenomena manusia, namun bagaimana caranya kita mesti survive meliwati paparan akan sakit yang kelak akan menimpa kita, sesuatu yang terus arif di kaji ulang,bagi para orang yang patut, atau cendekia-cendekia yang handal pastinya, sebut saja orang cina, india atau orang-orang yunani dan mesir kuno sampai detik ini puak mereka terus mencari dan mencari mengiringi sebuah investasi Kesehatan yang dahsyat itu.<br />
<br />
<br />
<br />
2011Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-77827464145242695642012-02-21T04:18:00.004-08:002012-02-21T04:43:16.139-08:00"Musim"Aku berumah musim pada rindu yang utara<br />
tak kala haluan ingin menuju yang barat<br />
teringat syahdu yang timur merupa rupa<br />
disana selatan jua sedang menunggu<br />
menitip muatan yang penuh<br />
bertumpang gelombang gelombang<br />
<br />
<br />
{d}Tanjungpinang,7 februari 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-66128285884657169592012-02-21T04:08:00.004-08:002012-02-21T04:08:41.882-08:00"Delik"aku lah pulau yang terakhir bertapak di ingatan mu<br />
berisi sampah-sampah yang retak<br />
berubin gambus tersadai mengisi ruang tunggu<br />
jalan lapang ini pun berpenumpang kota kota<br />
hanya ada rindu yang masih menjadi misteri<br />
<br />
ingin sekali aku bermusyawarah bersama Lukah gila<br />
bertemankan Peladen atau Makyong yang berlari<br />
dan memberi kain alas pelepah kampung<br />
<br />
tapi rupanya, engkau kerap tak bersuara<br />
menghulu datang membawa pergi<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
{d}Kundur,27012012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-74610765696189365012012-02-21T03:55:00.004-08:002012-02-21T04:19:45.497-08:00''Laut Mak Kita XII''Pulangkan aku ke pangkal darat<br />
menilik urat dalam sekat sekat<br />
bermalam tubuh ku ditiup angin lalu<br />
ke hulu dalam menyambar perahu perahu<br />
untuk berbagi garam dan menikam tanda tanda.<br />
<br />
{d}.Selatpanjang,11 February 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-6428339804929470482012-02-21T03:53:00.005-08:002012-02-21T04:20:08.072-08:00''Laut Mak Kita XI''<br />
aku menuju Venesia yang timur<br />
ku lepas satu satu pelepah paling tua<br />
berkelopakan Meranti, Duano,Gasep dan berujung di bukit batu<br />
<br />
sialang yang bayang menunggu rindang<br />
berkecipaklah lunas lunas kita <br />
menuju muara yang paling dalam.<br />
<br />
<br />
<br />
{d}Karimun-Meranti,11 February 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-92138036585159005052012-02-21T03:50:00.002-08:002012-02-21T04:21:06.601-08:00"Laut Mak Kita X"Aku lelaki tua yang menyulam bukit-bukit<br />
serupa jaring yang menganga<br />
menangkap tuah angin yang timur<br />
berebut suaka menilik hari<br />
mengadu kail, joran dan hala.<br />
<br />
{d}.Kijang,2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-42535617695405460522012-02-21T03:50:00.001-08:002012-02-21T04:21:53.733-08:00"Laut Mak Kita VIII"Bila sampai pujuk kaki tabuh dan rentak bermasa masa<br />
berumah ayun lekas sampaikan<br />
<br />
di batu batu<br />
mari kita bertumpang pujuk<br />
<br />
<br />
{d}.Penyengat-Tanjungpinang,4 February 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5342856924542623512.post-37159341741218877332012-02-21T03:48:00.004-08:002012-02-21T04:22:37.835-08:00" Laut Mak Kita VII"aku berumah di anyir lukah<br />
menjemput pasang di tepi jarak<br />
di tiang tiang awan tak lekas merupa bunyi<br />
biar jenguk berpulang laut<br />
lalu simpai serupa sajak sajak itu menghala<br />
berlari lari kecil diikut jejak<br />
<br />
<br />
<br />
{d}.Tanjungpinang-Penyengat,4 February 2012Irwanto Hpdhttp://www.blogger.com/profile/17381239701400537167noreply@blogger.com0