Jumat, 25 November 2011

Bertandang Ke Busut Mu

di antara surut dan denyut pasang
menjinjing langkah di bawah terang bulan
rupanya engkau telah berupa candi
terpasang ceruk muka jadi kota
bersulam jadi parkir yang maha luas
diperhentian dilalu lalang banyak orang


ku lihat sepit terkuat mu berserak
terlanjur janur nipah ini juga mati muda
ku jadikan selinting rokok ku hisap ah sedapnya
sambil menatap rimbun daun bakau tua
serupa pucat mengibas bendera pelan-pelan
bila malam datang rama-rama pun bertingkah gila


di batang hidung ku, kau tawarkan singapura
sesekali kau pun tak lupa berkabar kota malaka
mendengar cerita itu aku menari hikayat lumpur
mengitari lubang yang pernah engkau ceritakan dulu
hari pun mulai gelap kawan, mari kita pulang



25 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar