Jumat, 30 Maret 2012

Zapin da Lelaki Nol


Zapin dan Lelaki Nol
Oleh : irwanto
beberapa detik yang lalu kebekuan ini telah usai
mari kita serentak membawa tumbuh batu
engkau lelaki cadangan yang menari
di putaran zafana menekuk mata sekandang siku
puan..!
berlarilah paling timur.

{d}.Pekanbaru,2012

Rabu, 28 Maret 2012

Sahabat karibku dan Pagar Besi di Senanyan nanti

Hujan telah reda antrian bus menuju Kampus Salemba menjadi lautan simpatiasan orang-orang minyak, kami menyebutnya, bukan sejenis kolor hijau atau apalah, dideretan parkiran sepeda, Pakcik diajak seorang teman untuk ikut berdemo di senayan tadi sore, dan esok hari merupakan hari puncaknya. Almamater kami sama-sama bersetatus mahasiwa di Universitas Indonesia yang katanya nauzubillah itu, seorang budak pesisir Sumatra timur berkilah, mengajak Pakcik dengan sunguh-sungguh.


Sahabat karib pakcik sebenarnya merupakan salah satu orang yang setuju dengan adanya kenaikan harga BBM awal April nanti, berbanding terbalik dengan cita-cita mahasiswa lainnya. akan tetapi pakcik salut dengan dia, karena dalam hatinya ia ingin sekali ikut ke senayan untuk memegang pintu , menggoyang--goyangan pagar besi, apalagi pada saat yang bersamaan dirinya difoto, maklum atraksi yang katanya anarkis itu merupakan trends masa kini.

Jauh sebelum itu latar belakang pakcik mungkin sahabat karib itu belum mengenal lebih jauh, terkesan sombong dalam hatinya, tak apalah kan masa lalu, padahal dahulu juga ia sama seperti mereka namun dalam ruang waktu dan zaman yang berbeda.

Pakcik pernah menjadi ketua dari segerombolan beralmamater kaum intelektual atau organisasi tanpa partai, hanya dua minibus sahaja,tak banyak 30 orang cukup menguras beras 10 kg di warung tenda, sebelum selesai pakcik bercerita ia beraggapan tabiat demo adalah solusi masalalu dan masa kini, Pakcik menambahkan , tabiat yang disebutkannya tadi itu sama juga dengan membuang hajat, ya betul membuang hajat untuk orang banyak.


Tanpa disadari berdemo itu sama dengan membuang hajat ,ada kemiripan dengan sastrawan yang sedang berpuisi, bukan hanya teatrikal atau monolog, namun kitalah sang aktor film yang dari perfilemman tabiat berdemo itu, sejuta cerita sejuta makna dan wajah kaum intelektual yang semangkin beragam, jangan engkau menuding sang (aku) atau pakcik tak pro kepada rakyat atau menunda-nunda kontra kepada wakil rakyat.


Jalan-jalan protokol atau gang sempit ramai semakin menjadi lautan jaket-jaket almamater, mengibas ngibas umbul umbul dari paksi ke(aku)an organisasinya, jangan engkau menuduh aku kaum intelektual yang pengecut, atau Tomcat yang sedang naik daun tahun ini, percayalah akulah itu (Tomcat) atau (Iwak Peyek) yang gemar dikunyah rakyat saat menonton televisi adem ayem tersusun rapi, kita dituntut untuk berwajah pendidikan serta berlagak kaum intelektual masa depan, walau ke(aku)an engkau atau aku adalah dua hal yang berbeda, masa lalu terlalu romantis untuk kuceritakan padamu, sahabat karibku.



Kampus UI Depok.28 Maret 2012

Senin, 26 Maret 2012

Tajuk Serentang Hala

Tajuk Serentang Hala
Oleh: Irwanto

Sepasukan gelombang gelombang mengantarkan ganjil menyudut di sepangkalan rimba, sejak belanak, cucut dan todak jatuh ke tanah, masa lalu berputik tulang
lenyaplah dan kita lupa menuliskannya menjadi sajak sajak, pegon tua inipun melepaskan huruf-hurufnya sendiri, dan nasib sekujur tubuhmu gundul bersama cericit musim panen dan lukis batu

{d}.19 Maret 2012/Tanjungpinang

Sabtu, 24 Maret 2012

Tajuk

Tajuk
Oleh : Irwanto

Aku berpacu hanyut pulang pergi ke Leiden dan bertemu aib di Formosa
Palmeral pun menjadi tukang timbo yang membuang Laut
sesekali menguras dangkal fasifik kita
bermimpi Venesia yang timur
hingga berganti dayung di arung sayang
kemudi kemudi pun dijemput diarak musim
lantas, kapan kau tulis janji kita setinggi bukit batu.



{d}. Tanjungpinang,10 Februari 2012

Rabu, 21 Maret 2012

Orang Orang Minyak

aku beradab menjadi orang minyak
di kampungku terhampar pemandianku
jika aku tersesat dihutan pun dirimba raya kiri dan kananku
semua itu adalah bedak dan lantaiku


berkat kerja keras musim panen tahun nanti
hitam ini adalah keniscayaan
yang mesti ku parut di batang-batang kayu tunggul batu
aku pernah terkubur ratusan tahun
menatap tumbuh Candi Muara Takus
menusunnya satu satu menjadi almanak bisu


di segala simpang ini, tiap lekuk, ceruk dan muara mu tak dikenal lagi
kupendam segala peta, aku ingin keluar dari rimba tajuk segala hala
berpanggul keterasingan kini engkau berkabar tentang sesosok pondok cinta


sudah bertahun-tahun lamanya aku ikut dengan mu
akhirnya aku keluar dari persembunyian ini
inilah saatnyaku akan membuat huru hara dikampungku sendiri
selama ini sudah letih aku menunggu saat-saat yang pas menjadi buah bibir orang
tubuh ku masih berlinyang dan legam berkat bertapa di bekas lubang harimau
kini tenggorokanku ingin mengaum, sekuat harimau Sumatera terakhir



{d} Kepulauan Riau, (at,Lion Air JT 0377.TNJ-JKT/2012)

Jumat, 09 Maret 2012

"Redefenisi Kesantunan Dalam Dominasi Bahasa Diluar Bahasa Melayu Riau"

Pekanbaru yang dahulunya merupakan sebuah Dusun Senapelan, kini terus muncul dengan beragam suku bangsa dengan keramah tamah dan kesantunan, menjadi kota perdagangan yang masyur dan terbilang hingga kini, ianya sudah dikenal sejak jaman dahulu lagi, dan dengan adanya kesantunan tersebut pekanbaru terus tumbuh dan berkembang ,menjadi titipan marwah dan nama besar orang orang dipelosok kampung-kampung di Riau.


Dengan adanya pengakuan kota perdagangan yang masyur itu, segudang cacatan budaya yang ikut serta mengkupas habis dari rempuhan fenomena-fenomna yang ada, ada baiknya kita berkunjung kesalah satu laman tersebut. Mengutip Edi,Sarjani,Essei,Riau Pos ia mengatakan"..Dengan menetapnya para pedagang tersebut di Pekanbaru lalu mereka melahirkan generasi (anak cucu,cicit). anak cucu, dan cicit tersebut menjadi orang Pekanbaru. Masing masing pedagang yang datang dan menetap di pekanbaru membawa bahasa serta tradisi dan asal daerah mereka masing-masing. lalu mereka wariskan kepada anak cucu dan cicit mereka. Disitulah mulai kaburnya bahasa, tradisi asli pekanbaru yang bersal dari kerajaan siak".


Adanya pergulatan dan interaksi sosial yang sedemikian rupa, dominasi bahasa Siak, Gasip menjadi memori yang indah di senapelan ketika dahulu dan kini ianya menjadi sesuatu yang baru ya produk baru, melebarnya hal tersebut bermula adanya kesantunan yang memang telah mengakar di ranah tanah melayu itu. Namun beragam orang mendefenisikan kesantunan sehingga menjadi senjata rahasia orang lain untuk menjadikan granat yang siap untuk diledakkan.


(1)Peran pemimpin yang tak dapat me-Melayu-kan anak bininya menjadi, bahaya laten, budaya itu tumbuh lebih cepat dan murah untuk dibina menjadi suatu warisan kebudayaan, di mulai dari lingkungan keluarga, ia akan membawa genetik,fisik,dan beragam hal lainnya, termasuk agama, budaya dan bahasa.


(2) Perlu adanya wira yang berjiwa kampungan ditengah tengah rempuhan masa depan yang dahsyat, kampungan disini adalah cinta dan kenal akan berbagai identitas kemelayuan pastinya.dan masih menjadi resam yang membina tapak ingatan zaman berzaman.

(3). Dibutuhkan 10.000 orang yang moderen berjiwa yong yong dolah,Dan makcik sakdiah, terpekik pengkau di kota pekanbaru, ceruk pasar, tepi longkang parit, tepi rumah dan lain sebagainya berbicara dan berbahasa melayu.

(4)Berbicara melayu di negeri Melayu adalah tuah, walau berbicara melayu dinegeri melayu kene jual di pekanbaru, same same jadikan itu fatwa sesat.

(5)Pesan orang tua kami yang menurut penulis layak untuk dijadikan panutan di Pekanbaru, masih terngiang ngiang hingga kini ''Aku termasuk orang yang tak perduli pekak badak,sampai saat ini masih memakai bahasa kampungan itu, dipasar dikantor lantaklah situ, anak bini ku aku larang memakai bahasa yg lain itu, biarlah menjadi hati dan batinku damai dan merasuk sampai ke ubun ubun, ingat itu wan'', beliau orang Kepulauan Riau yang bernaustatin hingga kini.

(7)Kesantunan dapat diredefenisklan kembali menjadi sebuah fatwa yang mesti disimpulkan kembali, diantar umat berbudaya dan agama dimana ianya memberikan laman bermain yang baik.

Dan masih banyak lagi, peran lembaga-lembaga yang bersentuhan langsung dapat kita jadikan tempat sekedar bertanya dan berbicara, sedikit banyak dari pada taka ada. UU Hamidy pernah berpesan dalam judul bukunya Jagat Melayu Riau dan saye menangkap pesan pak Yusmar Yusuf: ada apa dengan ''tabiat Melayani dan Dilayani''



Ttd

Irwanto,08032012

Selasa, 06 Maret 2012

" Di Langgar Terubuk"

aku menunggu kedatangan mu
menyabuk angin di penjuru perjumpaan perjumpaan
pendurhakaan ini sesaat menyulam buih buih
di rempuhan badai sepurnama hasrat


biarlah aku berumah di bukit batu
diiringi sepasukan zapin
patah patah menikam pulau pulau
bersimpai langkah malu malu
dari kempunan telur telur mu yang terakhir


aku pun terus menghala di pelantar paling timur
ku curi sajak sajak idrus tintin
ku layangkan ia di anjung anjung
di tambur limbung di lanun waktu


lalu ku sulut api dapur mak kita
menyalai alun gelombang gelombang
berbungkus daun keladi
bertali parut helai pucuk paku
berisi taman taman musim
berkendi lebam marawis bertalu-talu
di lindungan kajang yang berlipat siku


{d}. Selatpanjang,2012

Sajak untuk saudaraku Firdaus bin Abdul Mu'in "Muara Karat"


Sejak pagi lagi hanyut ini berisi besi tua yang berkarat lendir muara

satu persatu anak musim pun menidurkan sepasukan lukah lukah

masih dapatkah aku bermimpi

memancung surut dan pasang tak kenal muka

lampu lampu telah mengernyitkan cahaya

se-silau selais, pantau, baung dan udang galah.

igaulah aku di tombak di kurung waktu

padahal engkau sudah pun berpetang ditampar Selat Malaka.



2012

Senin, 05 Maret 2012

"SALEH"

oleh : irwanto


Petang hari dimana ayam tengah balek kekandang, Pakcik Din Tayib bersama anaknya si Ramli hilir mudik tak tentu hala, sepertinya mencari sesuatu yang hilang, tak lama kemudian Ramli melintas di depan rumah Tok, kebetulan Daud ade duduk di tangga.
"Assalamualaikum Daud, numpang betanye ada nampak Saleh tak...?".
"Walaikumsalam, Tak ade Wai, cube engkau cari rumah Baba mana lah tau ade main kesane !", jawab Daud cepat.

Tok yang tak jauh darinya sedang menutup jendela, "Dah petang ni Daud, mustahak betul Ramli nak jumpe Saleh tu..??", "Agaknyelah Tok" pintas Daud sambil menutup pintu.

Tak lama kemudian tanye Tok heran" Eh, Daud, memangnye Saleh tu anak siape...??", jawab Daud tenang,"Saleh tu name kucing peliharaan Pakcik Din","Astargfirullah, Betuah betol si Din ni, tak ade name lain ke beri name Kucing die, hnga Pakcik kau tu pun namenye Saleh, kenapa tak kasi nama JEPUN aje sekali, budak jaman sekarang ni dah tau tau adat lagi..!!.

,{d}. hahaha.
Kisah nyata,di Kampung Bugis Tanjungpinang.

Jumat, 02 Maret 2012

"Seribu"

Cerita singkat
"Seribu"


Suatu petang dikala hari hujan, "Hei Daud.. Tok pinjam dulu duet seribu engkau, nambah buat beli kopi ni".

Jawab Daud"Janji nanti ganti seribu kami ye Tok".

Keesokan harinya,"Daud tak perduli pokoknya kembalikan duet seribu kami yang kemaren". Sergah Tok kawan," engkau ni tak dapat bace ke, itu yang engkau pegang tu duet seribulah ", dengan lantang dia berujar "tak same Tok, seribu kami pakai no FYV053019".

Rupenya Daud tetap ingin seribu yang kmaren, merah padam muke Tok kawan," Kepala hotak kau bejambol, kalau kau nak terhingin sangat duet seribu engkau tu, minta sama baba tu, ntah dah sampai mane ntah, betuah betol, budak budak jaman sekarang ni, bahlol".


{d}.