Pagi pagi lagi long berangkat
lupa akan pokok hari yang tak molek
duduk long disudut bangku kayu lapok
dideretan meja putih marmar
garis,lekok lobang batu marmar itu dikenal
jikalau ditanya
bentuk dan calar batu itu long tahu
walaupun sambil menutup mata
"lah long pesan apa macam biase"tanye kwan
kate long"Kopi O Tipislah"
sambil menunggu kwan long yg satu lagi
tak timbul-timbul
batang muka tak bertaut
merap buruk
nampaknye long suaikan
sekali-kali
kaki long tepijak pasir dilantai
mungkin dah dibawak banyak sendal
spatu agaknye
dari merek swalow
sampai yg harganye
bise beli 1000 cangkir kopi
long tegok kopi
dari tegokan yang pertame sampai yg keenam
lihat toke cina yg memegang pensil dan kertas,
penjual lontong,
penjual koran,
tukang semir,
pengamen jalanan,
yang ketujuh tegok
lihat pejabat
tak berseragam
tak berdasi,
tak bersepatu hitam,
tak bermobil plat merah
tapi bergelar pejabat
yang kedelapan tegok
lihat sang pemikir jempolan
duduk bongkok
dia tidak berkacamata
berambut tipis
bermuka lugu
berbuih buih bersumpah serapah
didepan tukang ojek,
tukang todong,
tukang tipu ,
tukang tambat
tukang dengar
pembicaraannya
gaduh,
gagah,
gahang,
gemulai,
gentayangan,
garing,
gundah gulana
gagap
semua menjadi satu tanpa komando
menelan ludah sebentar
toke melirik lagi
tajam matanya melihat tuan yg tegak
dan yang mengucapkan salam
"tunggu"saut long
"kenape long"kwan long terpana
" tokey........!!!!!!!,
minta air bujang,biar kutegok yg terakhir buat pembilas anak tekak"
suara terdengar serak arai
"yelah aku tunggu,"
kwn mengambil rokok dimeja merapatkan sendal
"kamsia tokey......!!!!!!" jerit long
kami pulang membawa selusin petuah
hari ini udah panas alas aku
besok pagi sapa pulak yang bersalam tegak.
long/pd note edisi 84 tbk,30 nov 09
salam tegak dari long
Tidak ada komentar:
Posting Komentar