Selasa, 21 Februari 2012

"Membaca Rumah"

di teras narasi kecil ini
secuil jarak membingkai gigil sisi
jadi pintu
jadi jendela
jadi lubang angin

di ubun atap jadi galah
menunjuk tiang-tiang gontak
menitipkan peluk kian sempit
berpeluh pasak menangkap langit
membelai topan ditepian siku yang sepi

di cubit sayang semusim kemarau
beradu himpit bila penghujan
rayap rayap terus menitipkan lapuk
bercerita gayut lebah yang berfose mesra
itu dulu bersalin jadi kata-kata

di lancang kami larat terlentang
merentangkan angin di hempasan pujuk
berhelai anak tangga pun mengutip bisu
menguntit payah jadi tugu
dan bilik pun bermimpi
aku sedang mengintip kalah



(d)December 5, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar